Dari Abu Hurairah ra, Nabi Saw bersabda:
“Sesungguhnya
Allah Ta’ala berfirman:
“Wahai anak
Adam, luangkanlah waktu untuk ibadah kepada-Ku maka
Aku isi dadamu
dengan kekayaan dan Aku tutup kekafiranmu. Jika tidak demikian maka Aku isikan kesibukan di mukamu dan Aku
tidak menutup
kefakiranmu”.
(Hadits ini di takhrijkan oleh At Tirmidzi)
Music Mania
Aneka Resep
Circle K
Cool Games
Bersuci dalam rangka melaksanakan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT, seperti berwudhu ketika hendak sholat, bermakna bahwa kita harus membersihkan diri dari sifat-sifat yang kotor/tercela ketika kita bermaksud ingin meniti menuju jalan Alloh SWT.
Sifat-sìfat tercela itu seperti rasa iri, rasa dengki, sombong, berbangga hati, suka marah, pelit, sifat pamer, membanggakan diri, suka menggunjing, suka mengadu domba, suka berbohong, dan lain sebagainya.
Dan dari sifat-sifat tercela tersebut akan menimbulkan perilaku-perilaku yang tercela pula. Ragam perilaku yang tercela itu mulai dari kepercayaan sesat, melakukan kemaksiatan, menjauhi tobat, makar, rekayasa, berkhianat, ambìsius, rakus, cenderung menuruti hawa nafsu, mendengarkan hal-hal yang tidak ada manfaatnya, menyaksikan kemungkaran, mencela, menuduh zina pada orang lain, meremehkan orang lain, mencaci, berkata dusta, melecehkan orang lain, dongkol, berdebat yang tidak perlu, cemas yang berlebihan, gembira yang berlebihan, zalim, boros, menyukai hal-hal yang keji, mengharap berlebihan, suka menipu, tidak mempunyai keberanian, dan tidak mempunyai semangat.
Untuk membuang/menghilangkan sifat-sìfat tercela yang bercokol di dalam diri membutuhkan seorang guru yang sempurna ilmunya. Jika tidak, maka orang yang mempunyai sifat buruk ini tidak bìsa melepaskan diri dari sifat-sifat buruk tersebut. Meskipun orang tersebut sudah mencapai tahap tertinggi di dalam ibadah. Kecuali bila Alloh SWT memberi pertolongan dengan kurnia dan rahmat NYA.
Suatu pendapat menyatakan bahwa orang belajar tidak dengan guru, maka gurunya adalah syetan.
Tambahan