Berkata Abul
Asy’ats Ash-Shan’aani ra, bahwasanya Nabi Saw bersabda:
“Allah telah berfirman: Sekiranya Aku uji salah seorang hamba-Ku yang mu’min, lalu ia memuji-Ku atas apa yang telah Aku ujikan itu (niscaya Aku akan perintahkan kepada Malaikat-Ku agar) berilah pahala yang bersambungan
baginya, sebagaimana pahala yang biasa kalian berikan”.
(HR. Ahmad dan
Thabrani)
Ketika kita menjadi seorang murid, maka yang perlu diperhatikan adalah etika seorang murid terhadap sang guru. Dan etika tersebut adalah sebagai berikut ;
1:-) memuliakan dan mengagungkan guru baik secara lahir & batin, juga meyakini bahwa ia tidak akan mencapai apa yang menjadi tujuannya kecuali di bawah bimbingannya.
2:-) Patuh, tunduk, dan rela terhadap berbagai perlakuan sang guru.
3:-) Tidak menentang apa yang dilakukan sang guru.
4:-) Mempunyai satu tujuan bersama gurunya yakni mendekatkan diri kepada Alloh SWT.
5:-) Menarik pilihannya dan memprioritaskan pilihan gurunya dalam segala hal.
6:-) Tidak mengintai segala aktivitas yang dilakukan sang guru. Hendaknya berprasangka baik kepada gurunya dalam segala hal.
7:-) Menjaga (mengingat) gurunya ketika tìdak ada di hadapannya sebagaimana ketika ada di hadapannya.
8:-) Melihat setiap berkah yang di dapatnya, termasuk berkah di dunia maupun akhirat, adalah melalui perantara berkah gurunya.
9:-) Tìdak mengandalkan kesimpulannya atas berbagai peristiwa, mimpi, mukåsyafah yang dialaminya.
10:-) Tidak menyebarluaskan rahasìa sang guru, meskipunp rahasìa itu telah menyebar.
11:-) Tidak menikahi perempuan yang disukai gurunya, maupun perempuan yang di talak atau ditinggal mati gurunya.
12:-) Sama sekali tidak mengeluarkan pendapatnya terhadap gurunya, jika dimintai pendapatnya mengenai sesuatu yang belum jelas akan dilakukan atau akan ditinggalkan, tapi ia mengembalikan urusan tersebut kepada gurunya dengan keyakinan bahwa gurunya lebih tahu daripadanya dalam berbagai hal serta tidak membutuhkan pendapatnya.
13:-) Membantu mencarikan bila ada salah satu keluarga sang guru belum pulang ke rumah dengan memberi bantuan.
14:-) Jika ia merasa kagum dalam hatinya terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukannya dan menganggap yang di jalaninya baik, hendaklah ia menyampaikan hal ini kepada gurunya agar ditunjukan obatnya.
15:-) Menghormati pemberian sang guru dan tidak menjual apapun yang di berikan sang guru kepada siapapun.
16:-) Tidak mengurangi kepercayaannya terhadap sang guru.
17:-) Tidak banyak berbicara di hadapan gurunya, meskipun ramah dalam berbicara.
18:-) Merendahkan suara saat berada dalam pertemuan bersama sang guru.
19:-) Bertawadhu di dalam majelis sang guru, merasa kecil, dan menyibukan diri dengan memberikan pelayanan.
20:-) Bersegera melaksanakan apa yang diperintahkan sang guru, tanpa menunda-nunda lagi dan meremehkannya.
21:-) Menjauhi hal-hal yang di benci sang guru dan membenci sesuatu yang dibencinya.
22:-) Tidak duduk bersama orang yang membenci gurunya.
23:-) Sabar atas perilaku kasar dan kebenciannya terhadap dirinya.
24:-) Tidak menduduki tempat yang dìsediakan untuk gurunya.
25:-) Tidak mengutip perkataan sang guru kecuali sesuai dengan kemampuan memahami dan mencernanya.
Di hadapan sang guru, hendaklah ia bagaikan mayit yang sedang dimandikan Ia tetap mau saja meskipun dibolak-balikan bagaimanapun juga Janganlah menentang apa yang tidak kamu ketahui tentang gurunya Karena penentangan itu merupakan perlawanan Serahkanlah padanya, apa pun yang kamu lihat, meskipun tidak sesuai dengan syariat, karena di sini terdapat tipuan Cukuplah dengan memperhatikan kisah Khidhir Saat ia membunuh anak kecil, dan Nabi Musa menentangnya Ketika gelapnya rahasia telah terlihat Dan pedang nan tajam dihunuskan kepada sang penentang Nabi Musa Kalìmullåh pun memohon maaf Begitu pula ilmu para sufi juga di dalamnya terdapat keindahan (syair sufi)