Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Berfirman Allah Ta’ala: Apabila Aku menimpakan bala ke atas hamba-Ku yang mu’min, lalu ia bersabar (atas penderitaan itu), tiada ia mengadu atau mengeluh kepada pengunjung-pengunjungnya, niscaya akan Aku lepaskan dia dari tahanan-Ku (penderitaan itu), kemudian Aku tukarkan dagingnya dengan daging yang lebih baik, dan darahnya dengan darah yang lebih baik, sehingga ia dapat bekerja semula (yakni: setelah semua dosa dan kesalahan yang lalu Allah ampunkan semuanya)”. (HR. Al Hakim)
Seorang yang menjadi guru pembimbing spiritual (mursyid), namun ia bukan ahlinya, akan mendatangkan kerusakan yang lebih banyak daripada kebaikan yang di dapat. Guru spiritual (mursyid) yang telah mencapai level makrifat merupakan perantara bagi seorang murid untuk mengantarkannya kepada Alloh SWT. Ia juga menjadi pintu masuk menuju jalan Alloh SWT Kriteria-kriteria seorang mursyid
1:-( Mengetahui kebutuhan para murid baik yang berupa pengetahuan fiqh maupun aqidah sekadar untuk mengantisipasi berbagai hal yang meragukan yang dihadapi sang murid pemula.
2:-( Mengenal kesempurnaan-kesempurnaan hati beserta etika-etikanya, dan bahaya-bahaya nafsu beserta berbagai penyakitnya, serta cara menjaga kesehatan dan kestabilannya
3:-( Bersikap kasih sayang terhadap para muslim khususnya pada para muridnya
4:-( Menutupi aib para murid
5:-( Membersihkan diri dari harta para muridnya dan tidak memungut sesuatu yang mereka miliki
6:-( Melakukan lebih dulu apa yang diperintahkannya dan mencegah diri dari apa yang dilarangnya sendiri.
7:-( Tidak duduk mengobrol bersama para muridnya kecuali sekedar kebutuhan
8:-( Hendaknya apa yang dikatakannya bebas dari tendensi noda-noda hawa nafsu serta gurauan yang tidak penting
9:-( Memberikan maaf pada hal-hal yang berkaitan dengan hak pribadinya dan tidak menunggu untuk di agung-agungkan serta dihormati
10:-( Tidak lalai untuk selalu membimbing muridnya menuju hal-hal yang dipenuhi dengan kebaikan kondisi murid-muridnya
11:-( Memberì suatu nasihat yang dapat memotivasi si murid untuk memperoleh sesuatu yang lebìh tinggi dan lebih mulia
12:-( Melarang para muridnya berbicara dengan orang lain yang bukan kawan satu tarikat, kecuali dalam keadaan terpaksa. Juga berbicara dengan kawan satu tarikat tentang sesuatu yang dapat mendatangkan berbagai karomah dan kelebihan-kelebihan yang lain
13:-( Membuat ruangan khusus untuk berkhalwat sendirian, sehingga tidak seorang pun dari muridnya yang dapat memasukinya kecuali murid khususnya
14:-( Jangan menoleransi muridnya yang banyak makan
15:-( Melarang murid-muridnya mengobrol bersama murid-murid guru yang lain
16:-( Menjaga diri dari sering berkunjung pada para pejabat dan penguasa
17:-( Lembut dalam bertutur kata pada para murid dengan selembut-lembutnya
Duhai mursyid yang mulia Engkau telah mendapatkan kemuliaan dari yang Maha Mulia Mandikanlah aku dengan air makrifat dan tuntunlah aku menuju kepada yang Maha Mulia (nugt)